20.1.10

Permainan Kehidupan



Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada
anak muridnya. Ia duduk menghadap anak muridnya.. Di tangan kirinya ada
kapur, di tangan kanannya ada kayu pemadam. Guru itu berkata, 'Saya ada satu
permainan... . Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan
kanan ada kayu pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka sebutlah 'Kapur!',
jika saya angkat kayu pemadam ini, maka katalah 'Pemadam!'

Anak muridnya faham dan seterusnya menyebut dengan betul. Guru bersilih-ganti
mengangkat tangan kanan dan kirinya, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, 'Baik sekarang perhatikan.
Jika saya angkat kapur, maka sebutlah 'Pemadam!', jika saya angkat
kayu pemadam, maka katakanlah 'Kapur!'. Dan diulangkan seperti tadi, tentu
saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk
mengubahnya. Namun lambat laun, mereka kembali biasa dan tidak kekok lagi.


Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Guru tersenyum kepada anak muridnya. 'Murid-murid, begitulah kita
umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita
begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, satelah musuh kita memaksakan
kepada kita dengan perbagai cara untuk menukarkan sesuatu, perkara yang
haq telah menjadi bathil, dan sebaliknya. Pada mulanya agak sukar bagi
kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan
pelbagai cara menarik oleh mereka, lambat laun kita akan terbiasa
dengan hal itu, seterusnya kita mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kita
tidak pernah berhenti membolak-balik dan menukar nilai murni akidah/hukum Islam
dari masa ke semasa.

'Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina
tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa
rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan
yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa,
materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain.' 'Semuanya
sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit
menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan . Faham?' tanya
Guru kepada anak muridnya.

'Baik untuk permainan kedua...' Gurunya meneruskannya. .....

'Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda
berdiri diluar karpet. Permainannya adalah , bagaimana caranya mengambil
Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?'

Murid-muridnya berfikir . Ada yang mencuba dengan tongkat, dan
selainnya.

Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil
Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet ..'Murid-murid,
begitulah ummat Islam dengan musuhnya. .... Musuh Islam tidak akan
memijak-mijak anda dengan terang-terangan. ....Kerana tentu anda akan
menolaknya dengan mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam
dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menolak kita secara ansur-ansur,
sehingga kita tidak sedar.

'Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang
kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat.
Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn
tapaknya dulu, tentu saja dinding dan peralatan akan dikeluarkan dulu,
kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah
dihancurkan. . .....'

'Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan
menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan merusakkan kita.
Mulai dari perangai kita, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga
meskipun kita muslim, tapi kita telah meninggalkan ajaran Islam dan
mengikuti cara mereka... Dan itulah yang mereka inginkan.' 'Ini
semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang
dijalankan oleh musuh musuh kita... '

'Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak kita, cikgu?' tanya
murid- murid.

'Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang Islam, misalnya Perang
Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi.'
'Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan
sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang secara terang-terangan,
kita akan bangkit serentak, baru mereka gerun'.

'Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita
berdoa dahulu sebelum pulang...'


UMAT ISLAM SEMAKIN MUDAH DIBELI DENGAN WANG RINGGIT, DILALAIKAN DENGAN
KEINDAHAN DAN MEMUJA KESERONOKAN HIDUP, HINGGA HILANG MARUAH DAN HARGA
DIRI!!

JUSTERU, MARILAH, KITA BETULKAN APA YG TERMAMPU BERSAMA2..USAH HANYA
BILA SEGALANYA SUDAH TERJADI, SAMA SEPERTI SAUDARA KITA DINEGARA2
LAINNYA, BARU KESEDARAN ITU TIMBUL, MUNGKIN MASIH BELUM TERLAMBAT TAPI
KITA SUDAH TERLEWAT UTK MERUBAH DAN MEMBAIKI KEROSAKAN YG DIALAMI.



[+/-] Baca lagi...

14.1.10

Ketika Cinta Bertasbih.





Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika Cinta bertasbih Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta


[+/-] Baca lagi...

22.7.09

Tauzik.


Ke





Kuliyyah Usuluddin.
No. Matrik M0911722.



[+/-] Baca lagi...

15.5.09

SeLaMaT HaRi GuRu







LAGU GURU MALAYSIA

Kami guru Malaysia
Berikrar dan berjanji
Mendidik dan memimpin
Putra putri negara kita
Pada Seri Paduka
Kami tumpahkan setia
Rukun Negara kita
Panduan hidup kami semua

Di bidang pembangunan
Kami tetap bersama
Membantu, membina
Negara yang tercinta
Amanah yang diberi
Kami tak persiakan
Apa yang kami janji
Tunai tetap kami tunaikan


[+/-] Baca lagi...